Subnetting adalah sebuah metode untuk membagi jaringan besar menjadi jaringan kecil yang lebih mudah dikelola. Dalam sebuah jaringan, setiap perangkat memerlukan alamat IP unik untuk dapat terhubung satu sama lain.
Namun, jika jaringan tersebut terlalu besar, maka penggunaan IP unik akan terlalu banyak dan sulit untuk dikelola. Itulah mengapa subnetting diperlukan untuk membantu mengatur dan memperbaiki efisiensi jaringan.
Table of Contents
Bagaimana Subnetting Bekerja?
Dalam subnetting, jaringan besar dipecah menjadi beberapa jaringan kecil yang lebih mudah dikelola. Setiap jaringan kecil ini disebut dengan subnet dan memiliki alamat IP unik sendiri.
Dengan demikian, setiap perangkat dalam subnet hanya memerlukan alamat IP unik pada subnet tersebut, bukan pada jaringan utama secara keseluruhan.
Keuntungan Menggunakan Subnetting
Subnetting memiliki banyak keuntungan, di antaranya adalah:
- Memungkinkan penggunaan alamat IP yang lebih efisien, karena tidak semua perangkat memerlukan alamat IP unik pada jaringan utama secara keseluruhan.
- Dapat memperkuat keamanan jaringan dengan membatasi akses ke subnet tertentu.
- Memungkinkan pengaturan yang lebih teratur pada jaringan Anda, sehingga memudahkan Anda dalam memantau dan memperbaiki masalah yang muncul.
Cara Subnetting Dilakukan
Subnetting dilakukan dengan membagi alamat IP jaringan menjadi dua bagian, yaitu bagian untuk jaringan dan bagian untuk host.
Bagian jaringan digunakan untuk mengidentifikasi jaringan secara keseluruhan, sedangkan bagian host digunakan untuk mengidentifikasi perangkat dalam jaringan tersebut.
Subnet Mask
Subnet mask adalah sebuah nilai yang digunakan untuk memisahkan bagian jaringan dan bagian host dalam alamat IP.
Subnet mask ditulis dalam bentuk angka biner dan biasanya dituliskan dalam bentuk desimal, seperti 255.255.255.0.
Cara Menghitung Subnet
Untuk menghitung subnet, Anda dapat menggunakan formula berikut:
Jumlah Subnet = 2^n
Jumlah Host = 2^n – 2
Di mana n adalah jumlah bit yang digunakan untuk bagian jaringan pada subnet mask.
Contoh Subnetting
Misalnya, Anda memiliki jaringan dengan alamat IP 192.168.0.0 dan subnet mask 255.255.255.0. Dalam kasus ini, Anda dapat membagi jaringan menjadi beberapa subnet dengan menggunakan bit untuk bagian jaringan.
Misalnya, jika Anda menggunakan 3 bit untuk bagian jaringan, maka Anda dapat membagi jaringan menjadi 8 subnet dengan masing-masing subnet mempunyai 30 host. Jadi, Anda dapat menggunakan subnet mask 255.255.255.224 untuk setiap subnet.
Dalam contoh ini, subnet-subnet yang terbentuk adalah:
- 192.168.0.0/27 (192.168.0.0 hingga 192.168.0.31)
- 192.168.0.32/27 (192.168.0.32 hingga 192.168.0.63)
- 192.168.0.64/27 (192.168.0.64 hingga 192.168.0.95)
- 192.168.0.96/27 (192.168.0.96 hingga 192.168.0.127)
- 192.168.0.128/27 (192.168.0.128 hingga 192.168.0.159)
- 192.168.0.160/27 (192.168.0.160 hingga 192.168.0.191)
- 192.168.0.192/27 (192.168.0.192 hingga 192.168.0.223)
- 192.168.0.224/27 (192.168.0.224 hingga 192.168.0.255)
Dalam contoh di atas, setiap subnet memiliki 30 host, yaitu 28 host yang dapat digunakan dan 2 host yang digunakan untuk alamat jaringan dan alamat broadcast.
Subnetting di Dunia Nyata
Subnetting sangat penting dalam pengaturan jaringan di dunia nyata. Tanpa subnetting, jaringan besar akan sangat sulit dikelola dan dapat menyebabkan masalah seperti alamat IP yang terbatas atau terkonsentrasi pada satu wilayah saja.
Contoh penerapan subnetting di dunia nyata adalah dalam jaringan perusahaan. Perusahaan yang memiliki kantor cabang di beberapa wilayah dapat menggunakan subnetting untuk membagi jaringan mereka menjadi beberapa subnet yang terpisah, sehingga memudahkan pengaturan dan pemantauan jaringan.
Kesimpulan
Subnetting adalah metode untuk membagi jaringan besar menjadi jaringan kecil yang lebih mudah dikelola. Dengan menggunakan subnetting, jaringan dapat diatur dengan lebih teratur dan efisien.
Subnetting sangat penting dalam pengaturan jaringan di dunia nyata, seperti dalam jaringan perusahaan yang memiliki kantor cabang di beberapa wilayah.